Tuesday, May 7, 2013

Tips Food Photography Untuk Pemula

Tips berikut mungkin bisa membantu untukmu memulai food photography.
1. Matikan built-in flash
Peraturan pertama untuk still life (dan fotografi lain). Tanpa built-in flash, fotomu akan lebih bagus karena flash dari kamera bisa menyebabkan pantulan cahaya dari benda2 yang permukaannya mengkilap. Sendok, piring, dan semacamnya.
2. Pahamilah cara kerja kameramu
Tidak peduli apakah kameramu adalah dSLR canggih atau kamera saku, memahami cara mengatur settingnya akan membantumu mendapatkan yang terbaik dari alat apapun yang kamu punya. Kalau bukj manual terasa terlalu teknis, biasanya ada sumber-sumber online untuk jenis-jenis kamera tertentu yang lebih mudah dipahami. Coba juga cheat sheet.
3. Atur foto lebih dulu
Kadang-kadang kita ingin memotret masakan yang kita siapkan untuk makan siang/malam, tapi ada keluarga dan kerabat yang sudah menunggu hidangan. Daripada terburu-buru, siapkan dulu meja makan. Atur piring dan hidangan, lalu pilihlah tempat untuk diri sendiri yang bisa leluasa difoto tanpa menunda acara makan keluarga.
4. Carilah cahaya lembut
Sinar yang terpancar langsung, baik itu dari lampu atau matahari, seringkali menyilaukan dan membuat makanan rusak. Carilah tempat teduh yang terbuka, atau gunakan tirai tipis untuk menghasilkan cahaya yang lembut dan merata yang akan membuat makanan tampak cantik.
5. Cobalah sudut-sudut yang berbeda
Kadang, makanan tampak lebih bagus bila dilihat dari satu sudut dibandingkan sudut lainnya. Berkelilinglah di sekitar meja untuk melihat perubahan cahaya dan mana yang membuat makanan tampak lebih/kurang indah. Sedikit perubahan sudut kadang bisa memberi perbedaan yang besar.
shooting food #2
Shooting Food – Xax
6. Aturlah white balance
Seperti juga pada jenis foto lain, ini adalah peraturan dasar fotografi. Terutama untuk makanan. Kamu tidak mau masakanmu terlihat kuning atau kebiruan akibat pencahayaan, kan? Cara termudah adalah menggunakan auto WB. Tapi, pelajarilah juga bagaimana mengatur custom WB. Baca artikelnya disini.
7. Gunakan makanan yang cantik
Ini jelas, karena kita akan melakukan food photography. Gunakan bahan makanan yang masih segar. Cara lainnya untuk membuat makanan tampak bagus adalah menggunakan porsi kecil untuk pemotretan, lalu hiaslah. Daun seledri atau tomat bisa memberi sentuhan warna yang bagus.

A juicy pear
A Juicy Pear – souljacker



8. Jika cahaya redup, gunakan tripod
Meskipun sepiring makanan tidak akan bergerak, tapi tanganmu bisa goyah dan ini kurang bagus untuk cahaya redup. Kembali ke peraturan dasar fotografi; jika cahaya yang tersedia kurang terang, gunakan ISO rendah dan exposure yang agak lama. Untuk ini, tentu, kamera harus stabil. Jadi gunakanlah tripod atau tumpukan buku, bangku, apa saja yang permukaannya datar.
9. Perhatikan objek pendukung
Gunakanlah piring yang tidak terlalu banyak coraknya dan dengan warna yang mendukung makanan. Hati-hati juga dengan taplak meja. Lebih baik gunakan yang polos atau kalau mejanya dari kayu, manfaatkan teksturnya. Yang pasti, pendukung tetaplah pendukung. Yang menonjol harus tetap makanannya.
10. Mendekatlah, tapi jangan terlalu dekat
Makanan seringkali tampak lezat bila dilihat dari jarak yang tidak terlalu jauh. Tapi, terlalu dekat juga bisa membuat kamera kesulitan mendapatkan fokus. Gunakan pengaturan makro, atau pada dSLR manfaatkan manual fokus dan focal length panjang serta bukaan aperture besar untuk bisa mendapat foto close-up yang bagus dari makanannya.
Jadi, selamat memasak, memotret, dan makan! :)

Etika Memotret Makanan di Restoran

Etika Memotret Makanan di Restoran

 
SPM_A1181Apakah kamu satu dari sekian banyak orang yang tidak mau menyentuh makanan sebelum memotretnya? Kalau iya, berarti kita sama. Tapi, tahukah kamu beberapa restoran melarang pengunjungnya untuk memotret di dalam restoran – dan saya bicara bukan tentang restoran fast food, atau warung makan santai, tapi restoran bagus dengan penataan makanan yang luar biasa dan pecahayaan redup. Mereka memasang larangan karena beberapa “food photographer” mengganggu kenyamanan akibat kegiatan mereka memotret. Nah, sebelum kamu sendiri yang kena larangan, ada baiknya membaca beberapa tips berikut agar bisa menjadi fotografer yang juga tahu sopan santun.
1. Jangan gunakan flash
Ini adalah hal paling penting untuk diingat. Ya, pencahayaan memang sengaja dibuat redup di dalam beberapa restoran, dan itulah mengapa kamu tidak boleh menggunakan flash. Menyalakan lampu kilat akan segera menarik perhatian, mengganggu pengunjung lain, dan – yang pasti – mencurigakan. Kalau kamu menggunakan flash pada smartphone, lebih parah lagi. Bukan hanya kamu mengganggu semua orang dengan cahaya terang di ruangan redup, tapi juga hasil fotonya akan terlihat buruk.
Kalau kamu menggunakan dSLR, bukalah aperture selebar mungkin dan jangan takut untuk menaikkan ISO sedikit. Kalau memanfaatkan smartphone, coba gunakan mode HDR dari aplikasi yang tersedia.
2. Turunkan brightness kameramu
Flash bukan satu-satunya hal di kameramu yang memancarkan cahaya kemana-mana. Layar LCD juga bisa jadi seperti senter di ruangan yang bercahaya redup. Kalau kamu membutuhkannya untuk live view, turunkan brightnessnya dan jangan biarkan layar terus menyala untuk melihat hasil pemotretan.
3. Jangan berisik
Untuk fotografer, suara shutter kamera adalah musik yang indah. Tapi, untuk orang yang sedang menikmati hidangannya, itu bisa jadi suara yang mengganggu. Kalau kamu menggunakan dSLR, memotretlah satu atau dua kali saja lalu simpan kameramu. Kalau dSLR-mu dilengkapi silent mode, kamu tentu harus memanfaatkannya. Kalau smartphone-mu yang bekerja, mematikan suara shutter adalah keharusan bahkan jika kamu tidak sedang di restoran. Kalau tidak bisa dimatikan, setidaknya kecilkan suaranya serendah mungkin.
Lagipula, kamu memotret sepiring makanan. Seharusnya tidak perlu sampai berkali-kali difoto karena objeknya tidak akan bergerak kemana-mana dan pencahayaannya tidak akan berubah.
foto 005
Garlic Bread di ruang makan Harris Hotel. Saya duduk di kursi luar supaya bisa mendapat cahaya bagus, tidak perlu menyalakan flash, dan tidak terlalu mengganggu.
4. Berbagilah foto yang bagus
Memang benar bahwa salah satu alasan restoran melarang food photography adalah karena elemen gangguan. Tapi, ada alasan lain: Mereka mau hidangannya terlihat bagus. Membuat foto makanan super enak dengan tatanan bagus yang ternyata hasilnya jelek setelah diambil menggunakan ponsel lalu dipasang di social media, tentu akan menurunkan citra restoran tersebut. Belum lagi kamu akan kelihatan seperti fotografer yang payah.
Ini adalah masalah yang merambah dunia fotografi ponsel. Semua foto dipasang online, bahkan foto-foto yang tidak bagus. Tentu bisa dimengerti kalau seseorang ingin mengingat makanan yang sangat enak yang pernah dia makan, tapi bukan berarti harus semuanya dibagi dengan semua teman.
5. Jauhkan kameramu dari meja
Meja makan adalah tempat berbahaya untuk barang elektronik. Tapi yang lebih penting lagi, meletakkan kamera di meja makan jadi lebih tidak sopan daripada meletakkan siku. Bukan hanya kameramu memenuhi ruang yang seharusnya digunakan untuk makan, tapi juga mengganggu. Lebih parah lagi kalau smartphone yang diletakkan di meja, terus menyala dan bergetar sepanjang waktu makan.
Mematuhi peraturan ini bukan hanya membuatmu jadi lebih sopan, tapi juga mencegah barang elektronikmu tertinggal di meja atau kursi saat kamu meninggalkan restoran.
6. Foto sekarang, bagikan nanti
Instagram dan layanan sejenisnya membuatmu merasa harus segera membagikan foto apapun, tapi tentu saja ini tidak benar. Fotolah makananmu, lalu biarkan ada di kamera untuk dibagikan nanti. Cahaya dari ponsel akan berkurang dan kamu tidak akan jadi orang tidak sopan yang terus-terusan melihat ke layar ponsel sementara kamu bersama orang-orang yang sedang menikmati makanan. Ini berlaku bukan hanya untuk pengguna smartphone, tapi juga kamera yang dilengkapi teknologi Wi-Fi. Tahanlah keinginan untuk berbagi foto, setidaknya sampai acara makan selesai.
food19
7. Jangan sampai tas kameramu menghalangi jalan
Sementara smartphone cukup dimasukkan ke saku baju, kamera yang serius seringkali membutuhkan tas yang juga serius dan bisa menghabiskan tempat. Membawa tas yang penuh berisi peralatan mahal dan besar bisa memusingkan, lalu meletakkannya di lantai bisa membuat orang tersandung. Jadi, yang terbaik adalah membuat rencana dan bawalah tas kecil saja. Kalau kamu bisa dengan nyaman membawa kamera tanpa mengganggu orang yang duduk di sebelahmu, itu bagus. Tapi kalau harus, pastikan tas kamera diletakkan di kolong meja yang tidak akan menghalangi orang lain.
Kita sering menganggap kamera dan tasnya sebagai kepanjangan dari tubuh kita. Penting. Jadi perlakukanlah seperti kamu memperlakukan kaki atau tangan; jangan letakkan di tempat yang mungkin terinjak orang.
8. Mintalah ijin
Bagaimana kalau kamu sudah bersikap sangat sopan saat memotret tapi pihak restoran masih melarangmu mengambil foto? Pastikan untuk memperhatikan apakah ada larangan memotret. Jika memang ada tanda terpasang, berarti memang kamu yang salah.
Kalau kamu benar-benar tersinggung oleh larangan memotret yang mereka pasang, mintalah baik-baik pada pihak restoran lalu jelaskan apa tujuanmu memotret. Lagipula rumah makan memang bangunan milik pribadi, dan mereka boleh menentukan peraturan yang berlaku.
9. Jangan memasukkan pengunjung lain dalam foto
Banyak orang tidak suka difoto ketika sedang makan. Jadi, melihat kamera diarahkan ke muka pada saat makan adalah hal yang paling buruk. Untuk bisa membuat makanan kelihatan sebagus mungkin, kamu harus memotret dengan sudut seperti saat kamu akan menyantap hidangan. Ini juga membantu untuk memastikan bahwa orang-orang di sekelilingmu tidak berpikir kamu sedang memotret mereka. Arahkan kamera hanya ke piringmu saja.
10. Gunakan akal sehat
Tentu saja, menyenangkan melihat orang memotret setiap saat. Tapi, fotografer tetaplah manusia yang berbagi tempat dengan orang lain. Kalau memotret tampak tidak pada tempatnya atau mengganggu orang lain, keputusannya terserah pada si fotografer apakah foto yang akan dia ambil sepadan dengan risikonya atau tidak. Kalau kamu sedang di restoran fast food, tidak akan ada yang perduli apakah kamu memotret menggunakan flash atau sebagainya. Atau kalau kamu satu-satunya orang yang ada di restoran, cahaya dari LCD mungkin tidak mengganggu. Pikirkan juga hal-hal sebaliknya, dan gunakan akal sehatmu sebelum memotret. Berilah kesan bahwa fotografer juga punya tata krama.

Tips Berlatih Memotret Setiap Hari

Tips Berlatih Memotret Setiap Hari

 
Kunci untuk belajar fotografi adalah berlatih. Memotretlah setiap hari. Hanya, kadang-kadang, kita bingung bagaimana berlatih setiap hari dan apa yang harus dipotret? Ini ada beberapa tips untuk kamu yang ingin belajar memotret setiap hari:
Selalu Bawa Kamera Kemanapun Kamu Pergi
Tidak harus dSLR, tentunya, karena tidak praktis. Dengan teknologi yang tersedia sekarang, kamera ponsel pun sudah cukup memadai untuk digunakan memotret setiap hari. Apalagi dengan adanya begitu banyak social media khusus fotografi seperti Flickr, Instagram, PicsArt, Stream Zoo dan banyak lagi. Kapanpun ada sesuatu yang menarik, jepret! Tidak usah kuatir tentang kamera apa yang kamu gunakan, yang penting kamu melatih mata kamu setiap hari dan akhirnya akan terbiasa mengatur komposisi, melihat  gelap dan terang, mencari prioritas fokus, dan seterusnya.
Cobalah Semua Genre Fotografi
Kamu tidak akan tahu apa yang paling nyaman buatmu sampai kamu mencoba semua. Jangan terpaku pada satu kategori saja. Kalau kamu sedang berjalan-jalan, cobalah street photography. Kalau ada teman yang baru punya anak, cobalah buat foto-foto newborn, ada teman yang suka difoto cobalah berlatih membuat portrait. Kalau sedang di rumah, cobalah memotret still life atau food photography. Kemungkinannya tanpa batas, kan? Tidak ada alasan untuk tidak punya objek foto.
Memotret Satu Objek Dalam Banyak Cara
Memahami teknik fotografi akan lebih mudah jika kamu langsung mencobanya. Untuk ini, cobalah memotret satu benda dengan menerapkan berbagai teknik. Gunakan shutter speed yang berbeda, DoF yang berlainan, dari berbagai sudut, dengan properti  dan lighting yang bermacam-macam. Berlatih seperti ini setiap hari akan dengan cepat membantu  kamu meningkatkan kemampuan teknis fotografi.
Jadikan Memotret Sebagai Rutinitas
Seperti juga semua hal yang kamu lakukan setiap hari, memotret juga bisa jadi rutinitas. Selalu sediakan waktu untuk berlatih. Beberapa fotografer yang juga bekerja kantoran punya kebiasaan “lunch photography”, dimana mereka menggunakan waktu istirahat makan siang mereka untuk keluar kantor dan memotret apa yang mereka lihat siang itu. Pelan-pelan, ini akan jadi latihan fotografi harian.
Kamu juga bisa mencoba beberapa “tantangan fotografi” yang ada di internet. Yang paling umum adalah 365 Days Challenge, sebuah proyek fotografi harian yang mengharuskan kamu memotret diri sendiri (ada juga yang menggunakan tema lain seperti langit, arsitektur, dsb.) setiap hari selama satu tahun penuh. Wow. Saya pernah mencoba tantangan ini dan ternyata sangat menyenangkan dan saya sukses menyelesaikannya! Dari challenge itu saya belajar banyak sekali tentang fotografi. Ada juga 30-Days Challenge yang dilakukan di awal suatu bulan tertentu dengan 30 tema berbeda setiap hari. Kamu bisa coba dengan memasukkan keyword  “30 days photography challenge” di image search Google, dan akan muncul banyak sekali daftar yang bisa kamu gunakan.
daftar tema fotografi harian yang pernah saya buat dan selesaikan. kamu bisa pakai juga kalau suka :)
daftar tema fotografi harian yang pernah saya buat dan selesaikan. kamu bisa pakai juga kalau suka :)
Jadi, sebenarnya bisa kan setiap hari berlatih memotret? Trust me, it’s going to be fun!

istilah-istilah fotografi

Masih bingung dengan istilah-istilah fotografi sepertistilah-istilah fotografii exposure, focal length, dan lain-lainnya tapi malu bertanya? Tenang. Fotonela sudah mengumpulkannya untuk kamu dalam artikel ini dan kamu bisa menggunakan halaman ini juga untuk referensi ke artikel-artikel lain yang membahas tiap istilah dengan lebih mendetil.

A

Aperture : Bukaan lensa yang ukurannya dikontrol oleh diafragma. Istilah ini juga biasanya disebut f/stops, misalnya f/4, f/5.6 dan seterusnya yang diukur dengan membagi focal length lensa dengan diameter aperture. Jadi, f/11 pada lensa dengan focal length 110mm berarti bukaan lensanya 10mm. Semakin besar bukaannya, semakin rendah angka f-nya, dan semakin banyak cahaya yang masuk melalui lensa. Setiap langkah dalam aperture berarti membagi dua jumlah cahaya. Jadi, f/8 akan memasukkan cahaya setengah dari f/5.6 dan dua kali lebih banyak daripada f/11.
Aperture Priority: Ini adalah mode pada kamera dSLR dimana fotografer bisa memilih angka aperture dan kamera menentukan pengaturan lainnya yang sesuai. Pada kamera Nikon dilambangkan dengan huruf A dan pada Canon dengan AV.
Autofokus: Cara menemukan titik fokus secara otomatis. Ditentukan oleh lensa kamera yang akan mendeteksi letak objek yang akan dibidik. Pada kamera dSLR dilambangkan dengan AF.
Auto mode : Dilambangkan dengan warna hijau pada kamera. Mode pemotretan dimana kamera yang menentukan semua pengaturan. Fotografer tinggal membidik dan menekan tombol shutter. Mode ini biasanya digunakan pada kamera digital saku.

B

Bulb : Pengaturan shutter yang berarti shutter akan terus terbuka selama tombol shutter belum ditekan. Biasanya digunakan untuk foto malam hari dengan cahaya rendah.
Background: Bagian pada sebuah foto yang terletak di bagian belakang objek utama. Background bisa dibuat tajam atau tidak melalui teknik pemilihan fokus dan manipulasi depth of field.
Backlight: Pencahayaan yang datang dari bagian belakang objek berdasarkan posisi kamera. Biasanya objek yang diberi cahaya backlight akan tampak gelap kecuali sebagian dari objek diberi cahaya lewat lampu atau fill-flash. Backlight yang sempurna akan menghasilkan siluet.
Blur : Bagian yang tidak tajam pada sebuah foto akibat gerakan kamera atau objek saat exposure. Blur bisa dimanfaatkan untuk banyak efek kreatif. Pada olah digital, penggunaan efek Blur dipilih untuk melembutkan beberapa bagian pada foto.
Brightness : Terang atau gelapnya objek. Jumlah brightness pada objek tergantung pada seberapa banyak cahaya meneranginya dan diukur dengan istilah EV pada kamera, yaitu kombinasi dari aperture dan shutter speed.
Bokeh : Teknik mengaburkan bagian background pada foto secara artistik, biasanya pada titik-titik cahaya yang akan membentuk lingkaran-lingkaran lembut.

C

Cable release : Sebuah kabel yang tersambung ke tombol shutter pada kamera yang ujung lainnya adalah tombol pengganti. Digunakan untuk mencegah terjadinya goyangan pada kamera saat tombol shutter ditekan. Cocok digunakan untuk long exposure.
Close-up : Foto yang dibuat dengan jarak lebih dekat dari pandangan normal. Foto close-up biasanya akan menampilkan detil dari objek-objek yang kecil.
Crop : Pemilihan sebagian dari sebuah foto penuh melalui program editor foto pada komputer. Ini akan memotong foto aslinya ke bagian yang dipilih oleh fotografer.

D

Depth of field : Disingkat DOF. Yaitu bagian dalam sebuah foto yang terfokus dan tertangkap tajam. DOF dipengaruhi oleh ukuran lensa yang digunakan, angka aperture, dan jarak dari kamera ke objek. Bisa dangkal atau dalam dan sepenuhnya diatur oleh fotografer. DOF yang dangkal berarti area fokusnya sempit, sementara DOF dalam area fokusnya luas.
Digital SLR : Kamera digital yang lensanya bisa diganti-ganti dan menyediakan pengaturan manual untuk kebebasan fotografer menentukan hasil akhir foto yang diambilnya.

E

Exposure : Jumlah cahaya yang masuk melalui lensa dan sampai ke sensor. Exposure ditentukan oleh aperture, yaitu diameter bukaan lensa, shutter speed – yang adalah lamanya cahaya terekam oleh sensor, dan ISO – kepekaan sensor atau film terhadap cahaya. Jadi, exposure adalah kombinasi dari jumlah dan lamanya cahaya yang sampai ke sensor.

F

F-Number : Atau angka f. Serangkaian angka yang menggambarkan besar-kecilnya bukaan diafragma atau aperture. Semakin besar angkanya, semakin kecil aperturenya. Sebaliknya, bila angkanya besar maka bukaan aperturenya semakin kecil.
Filter : Akesori kamera yang dipasang pada lensa. Bentuknya bisa linngkaran atau persegi. Dilengkapi kaca khusus yang bisa menghasilkan efek saat memotret. Filter juga bisa berarti efek yang dihasilkan pada saat olah digital melalui serangkaian pengaturan.
Flare : Cahaya yang tertangkap oleh lensa yang bisa menghasilkan bagian terang silau atau bocoran cahaya berwarna pada foto. Biasanya dihindari oleh fotografer tapi sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk foto yang lebih kreatif.
Flash : Lampu yang digunakan untuk memotret. Biasanya muncul dari kamera (built-in flash) atau ada juga yang terpisah (extended flash) yang bisa dipasang pada bagian hot shoe pada kamera.
Focal length : Jarak dari lensa ke sensor atau film yang mengarahkan cahaya. Ukuran panjang (length) ini digambarkan dalam milimeter (mm). Lensa yang focal length-nya pendek, seperti 28mm, memberikan pandangan yang cenderung lebih lebar – biasanya digunakan pada foto landscape. Sementara yang focal length-nya panjang, misalnya 200mm, digunakan pada foto-foto macro atau close-up untuk mempersempit pandangan dan mendekatkan objek ke lensa.
Fokus : Membuat cahaya membentuk titik atau bagian tajam pada foto melalui sensor atau film pada kamera.
Focus Lock : Atau FL, tersedia pada kamera dengan sistem autofokus. Gunanya mengunci jarak fokus yang sudah didapat agar tidak berubah meskipun kamera bergoyang.
Frame : Bagian luar pada sebuah foto atau ukuran lebar dan tingginya foto. Bisa juga berarti area dimana benda-benda akan masuk dalam foto dan bisa dikomposisi.

G

Grain : Penampakan titik-titik halus pada foto, biasanya akibat pemotretan menggunakan ISO yang terlalu tinggi pada saat cahaya redup.

H

Highlight : Bagian paling terang pada sebuah foto yang – jika muncul terlalu banyak – akan mengakibatkan foto yang overexposed. Jika dilihat akan tampak banyak bagian terang dan putih.
High key : Teknik pencampuran kontras pada foto dimana bagian highlight lebih banyak daripada bagian gelap tapi tidak overexposed.
Hot shoe : Bagian pada kamera tempat dipasangnya extended flash. Ada di bagian atas kamera dan punya titik-titik kontak elektronik yang akan memberi sinyal pada flash untuk menembak saat tombol shutter ditekan.


I

Infinity : Pada pengukuran lensa kamera, infinity adalah jarak maksimal yang jauh lebih besar daripada angka yang tertulis pada selongsong kamera. Dilambangkan dengan angka 8 horizontal dan biasanya digunakan untuk mendapatkan DOF yang sangat dalam atau memotret sesuatu yang sangat jauh seperti bulan.
Infrared : Jenis cahaya yang tidak tertangkap oleh mata tapi bisa di-”lihat” oleh kamera. Bila dimanfaatkan melalui filter lensa infrared atau kamera khusus infrared, bisa menghasilkan foto yang sangat indah.
ISO : Tingkat kepekaan film atau sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi angka ISO-nya, semakin terang foto yang dihasilkan. Bila ISO tinggi digunakan di cahaya redup biasanya bisa menimbulkan grain/noise pada foto.

L

Landscape : Ukuran foto dimana bentuknya cenderung horizontal; lebih lebar daripada tinggi. Bisa juga berarti genre fotografi yang menangkap pemandangan alam sebagai objek.
Lensa : Kombinasi kaca dan ruang udara yang diatur di dalam sebuah selongsong. Di dalamnya terdapat diafragma yang bisa membuka dan menutup untuk memungkinkan sejumlah cahaya masuk. Ini dikontrol secara manual oleh sebuah ring di baguan luar selongsong lensa, atau secara elektronis melalui pin di bagian sambungan lensa dengan kamera. Lensa punya dua fungsi utama: satu – memusatkan cahaya ke film atau sensor, kedua – mengontrol jumlah cahaya yang sampai ke sensor dengan penggunaan aperture. Lensa autofokus bisa dilengkapi motor untuk memungkinkannya bergerak maju-mundur untuk mengubah fokus.

M

Makro : Istilah lain dari fotografi close-up, tapi lebih spesifik lagi berarti memotret sebuah objek sampai ke ukuran aslinya atau lebih besar lagi. Bisa digambarkan sebagai sebuah rasio; misalnya rasio 1:2 berarti objek dalam foto setengah dari ukuran aslinya.
Manual : Sebuah mode exposure dimana pengaturan exposure-nya dibuat oleh fotografer dengan memilih angka aperture dan shutter speed secara manual. Bisa juga berarti buku panduan yang datang beserta paket kamera kamu.
Maximum aperture : Bukaan atau f-stop terbesar yang bisa dibuat oleh sebuah lensa. Sebuah lensa f/1.4 adalah lensa cepat karena memiliki maximum aperture yang cenderung lebar; sementara lensa f/4.5 adalah lensa lambat karena memiliki maximum aperture yang lebih sempit. Lensa cepat sangat membantu bila digunakan memotret dalam cahaya redup.
Minimum aperture : Bukaan atau f-stop terkecil yang bisa dibuat oleh sebuah lensa. Biasanya, lensa wide angle punya minimum aperture f/22; lensa normal f/16; dan lensa telephoto f/32.
Mode : Cara melakukan beberapa pemotretan. Beberapa mode pada kamera sudah diprogram lebih dulu dan bisa dipilih sesuai dengan kondisi pemotretan atau objek. Ini termasuk mode aperture priority (A atau AV), shutter priority (S atau TV), dan seterusnya.

O

Overexposure : Saat melakukan exposure, jika ada terlalu banyak cahaya masuk mengenai sensor, maka overexposure terjadi. Overexposure kecil bisa mengakibatkan hilangnya detil dan texture dalam highlight sebuah foto; sementara overexposure yang parah bisa mengakibatkan kerusakan serius pada kualitas foto dan hilangnya informasi foto.

P

Panning : Sebuah teknik pemotretan dimana kamera mengikuti gerakan objek saat exposure berlangsung, biasanya dilakukan dengan shutter speed pelan.
Polarizing filter : Sebuah filter yang meneruskan gelombang cahaya ke satu arah, digunakan untuk memperdalam warna biru pada langit, mengurangi kontras pada tempat yang sangat terang, dan untuk menembus permukaan yang memantulkan cahaya seperti air atau kaca.
Portrait : Ukuran foto dimana ukurannya cenderung vertikal; lebih tinggi daripada lebar. Bisa juga berarti genre fotografi yang berfokus pada manusia sebagai objek.
Post-processing : Proses yang dilakukan setelah foto diambil. Biasanya menggunakan program editor foto pada komputer. Biasa juga disebut editing.

S

Saturasi : Berhubungan dengan warna pada sebuah foto, yaitu cerah atau tidaknya warna-warna tersebut. Saturasi bisa dimanipulasi melalui post-processing.
Shadow : Bagian tergelap pada sebuah foto. Kebalikan dari highlight. Biasanya menampilkan detil dan tekstur.
Sharpness : Bagian dari foto yang terfokus atau tajam.
Shutter : Serangkaian ‘tirai’ di dalam lensa yang bisa membiarkan cahaya masuk untuk sampai ke sensor dalam rentang waktu tertentu.
Shutter release : Tombol yang digunakan untuk menentukan saat menutupnya shutter. Banyak tombol ini yang bekerja dala dua langkah; jika ditekan setengah jalan akan mencari fokus pada mode autofokus, dan jika ditekan sepenuhnya akan menutup tirai shutter.
Single-Lens-Reflex : disingkat SLR. Jenis kamera yang memiliki cermin yang bisa digerakkan dibelakang lensa dan kaca untuk melihat objek. Sensor terletak di belakang susunan cermin ini yang akan bergerak jika exposure terjadi. SLR dan DSLR adalah dua sistem yang berbeda, dimana DSLR adalah digital, sementara SLR adalah analog.
Slow : Istilah yang digunakan untuk jangka waktu exposure yang lama. Biasanya bila menggunakan aperture dengan bukaan kecil atau bila shutter speed lebih lambat dari 1/30 detik.
Stop : Pengukuran cahaya yang digunakan untuk menggambarkan aperture atau shutter speed, meskipun lebih umum digunakan bersama aperture. Perbedaan satu stop menandakan setengah atau dua kali lipat jumlah cahaya. Stop down berartu mempersempit aperture; stop up berarti melebarkan.
T
Telephoto : Nama yang digunakan untuk lensa yang focal length-nya lebih panjang dari 50mm dan sudut pandanganya kurang dari 45 derajat. Telephoto biasa panjangnya sekitar 80mm, medium sekitar 135mm, dan telephoto ekstrem bisa sampai 300mm atau lebih (dikenal juga dengan istilah termos putih). Biasanya untuk memotret benda-benda jauh agar tampak dekat, seperti cara kerja teropong.
Tripod : Sebuah alat berkaki tiga dengan landasan tempat memasang kamera, digunakan untuk menstabilkan kamera selama exposure terjadi. Sangat berguna untuk exposure yang lebih lama dari 1/30 detik, atau jika beberapa foto harus diambil dengan keseragaman yang tinggi.
Tone : Istilah lain untuk warna, tapi bisa juga berarti mood yang dihasilkan oleh kombinasi warna pada sebuah foto.

U

Underexposed : Kegagalan mengekspos sensor dengan benar karena tidak ada cukup cahaya yang sampai ke sensor untuk memunculkan warna dan brightness. Foto yang underexposed akan tampak gelap dan kekurangan warna.
UV Filter : Sebuah filter lensa yang bening tanpa warna yang mencegah sinar ultraviolet terekam oleh film atau sensor. Baik untuk memotret landscape jarak jauh atau melindungi lensa.

V

Viewfinder : Kotak tempat melihat objek saat dibidik. Disebut juga jendela bidik. Biasanya di layarnya tertera panduan exposure, fokus, dan kesiapan flash. Ini adalah ruang kontrol tempat menentukan berhasil atau tidaknya gambar diambil.

W
Warm tone : Penampilan atau mood warna sebuah foto yang cenderung kuning atau jingga. Pada foto hitam putih akan menjadi sepia atau kecoklatan.
Wide angle : Jenis lensa yang memberikan pandangan luas, biasanya pada rentang focal length 35 sampai 24mm. Ultra wide angle panjangnya 20 – 8mm. Lensa wide angle memungkinkan fokus yang merata pada seluruh bagian foto. Biasanya digunakan untuk memotret landscape.

Z

Zoom : Kemampuan lensa untuk merubah focal length, kebalikan dari lensa dengan length yang tetap (fixed). Lensa zoom tersedia dalam beberapa rentang yang berbeda, seperti 35 sampai 105mm.

Belajar Fotografi Infrared


Belajar Fotografi Infrared

Peralatan Yang Dibutuhkan

Periksa Apakah Kameramu Bisa Menangkap Sinar IR Sebelum kamu memutuskan untuk membeli filter IR, sebaiknya periksa dulu kamera yang digunakan karena beberapa model kamera tidak bisa menangkap sinar IR. Cara mudah untuk melakukan ini adalah gunakan live view pada kamera, lalu arahkan remote control (TV, DVD player, tape deck, apa saja) ke arah lensa lalu tekanlah sembarang tombol. Jika kamu melihat cahaya merah berkedip, berarti kameramu bisa menangkap sinar IR dengan cukup baik.
Jika cahayanya redup, ini berarti kameramu bisa menangkap sinar IR, tapi dibutuhkan waktu exposure yang sangat lama saat memotret nanti karena kameramu punya filter penangkal IR yang kuat.
Jika tidak tersedia live view pada kameramu, gunakan pengaturan long exposure, lalu mulailah memotret sambil mengarahkan remote ke arah lensa. Hasil foto akan menunjukkan apakah ada atau tidak cahaya merah yang tertangkap. Jika kamu tidak melihat apapun dari remote, berarti kameramu tidak bisa menangkap sinar IR dan tutorial ini tidak bisa dikerjakan.

Membeli Filter

Setelah kamu yakin kameramu bisa menangkap sinar IR, saatnya memilih filter lensa. Ada beberapa pilihan yang tersedia, ada yang dipasang (screw in) semacam merk Hoya, dan filter persegi (square) dari Cokin.
hoyar72
337761144_77208e4586
Filter screw-in lebih baik untuk digunakan membuat foto infrared, tapi cenderung lebih mahal. Sebaiknya belilah merk yang sudah cukup populer untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hoya R72 adalah yang umum digunakan dan harganya bervariasi tergantung ukurannya.
Filter square memiliki kelebihan bisa dipasang dan dilepas dengan mudah. Filter IR jenis ini bisa digunakan dengan baik, tapi ada risiko munculnya bocoran cahaya (light leaks) dari sela-sela filter yang akan merusak kualitas foto. Harganya lebih terjangkau dibandingkan yang tipe screw-in.

Gelombang & Pilihan Infrared Lainnya

720nm (nanometer) adalah gelombang IR standar. Maka, paling bagus untuk memulai dengan gelombang ini (itu sebabnya filter diberi nomer R72). Ada juga gelombang lain seperti model 900nm (RM90), tapi harganya luar biasa. Ini adalah filter untuk mereka yang benar-benar serius dan berdedikasi pada fotografi IR.
Camera IR Conversion
proses konversi kamera biasa menjadi kamera IR
Ada pilihan lain untuk fotografi IR kalau kamu tidak ingin menggunakan filter. Kamu bisa menkonversi kamera digitalmu secara permanen untuk menangkap spektrum IR. Kamu bisa meminta bantuan profesional untuk melakukannya, atau kalau kamu cukup berpengalaman di bidang teknik, banyak tutorial yang akan membantumu melakukannya sendiri.
Kalau kamu berniat melakukannya sendiri, saran saya, gunakan kamera sakumu yang sudah agak tua (tapi tentu periksa dulu apakah ia bisa menangkap sinar IR). Karena sekali kamu mengkonversi kamera digital untuk dijadikan kamera IR, maka ia tidak akan bisa lagi digunakan untuk foto normal. Intinya adalah melepas filter “hot mirror” dari depan sensor kamera yang menghalangi masuknya sinar IR. Kemudian diganti dengan sebuah filter IR atau kaca optik dengan ukuran dan ketebalan yang sama (jika kamu memilih kaca, maka filter IR eksternal juga dibutuhkan). Jadi, lakukan dulu sedikit riset sebelum memutuskan untuk melakukan pilihan ini.

Peralatan Tambahan

Setelah kameramu siap (apakah itu dengan filter lensa atau metode konversi), saatnya memotret. Tapi, karena fotografi IR cenderung membutuhkan exposure yang lama, maka tripod dan remote release sebaiknya digunakan juga untuk mencegah munculnya goyangan. Tapi penggunaan remote bisa digantikan dengan timer.



Setelah kamu punya peralatan yang dibutuhkan untuk membuat foto infrared seperti yang dijelaskan pada artikel yang lalu, sekarang saatnya kita melakukan set-up pada kamera untuk memastikan hasil foto yang didapat bisa bagus.
8471601879_c4211c47e9

Apa dan Kapan Saat Yang Tepat Untuk Memotret Dengan IR?

Salah satu genre IR yang paling terkenal adalah fotografi landscape. Karena efek IR, tanaman bisa jadi tampak putih setelah diproses, membuat foto tampak menyeramkan dan seolah menghantui. Contoh objek yang bisa digunakan untuk eksperimen termasuk pohon, bunga, dan rumput. Fotografi IR juga sekarang sudah umum digunakan pada portrait dan wedding. Jadi semuanya terserah pada kamu sebagai fotografer untuk bereksperimen, jangan dibatasi oleh contoh-contoh yang sudah ada.
Kondisi yang ideal untuk fotografi IR adalah di hari yang terang dan cerah karena bisa menghasilkan langit yang biru gelap dan tanaman menjadi putih terang setelah diproses. Tapi ini bukan berarti kamu tidak bisa mendapat hasil yang bagus saat cuaca mendung. Dengan waktu exposure yang lama saat filter IR sudah terpasang, hasilnya bisa mirip dengan filter ND (Neutral Density), memberi kesan gerakan yang kuat pada foto.

1. Mengatur Kamera

Ini adalah langkah penting untuk menghasilkan foto IR yang bagus. Jangan memasang filter IR sampai kamu sudah selesai melakukan semua langkah yang dibutuhkan, termasuk fokus, exposure, dan white balance. Kenapa? Karena filter IR sangat gelap dan kamu tidak akan bisa melihat apa-apa lewat viewfinder jika filter sudah dipasang. Cara lain seperti “tebak-tebakan” juga bisa kamu lakukan, tapi ini akan membutuhkan banyak penyesuaian setiap satu kali jepretan. Jadi kita lakukan pengaturan lebih dulu saja sebelum memasang filter.
Pertama, letakkan kamera di sebuah tripod yang mantap. Kamu juga bisa menggantungkan tas kamera di tripod untuk menambah berat dan meminimalisasi gerakan. Lalu :
Gunakan mode RAW: ini akan memudahkanmu mengganti white balance pada proses post-produksi tanpa masalah. Gunakan RAW tanpa kompresi agar kamu mendapat sebanyak mungkin detil. Ini akan memberimu fleksibilitas yang lebih banyak saat processing nanti. Jangan gunakan JPEG karena akan memunculkan noise dan pergeseran warna saat diproses.
Matikan noise reduction: karena fotografi IR melibatkan exposure yang lama, mematikan noise reduction berarti tidak ada proses pengurangan noise di dalam kamera yang berarti juga tidak ada jeda saat shutter menutup.
Gunakan mirror lockup: gunanya memastikan getaran dari cermin diminimalisasi saat shutter bergerak.
Remote/timer: penggunaan remote tidak esensial, tapi bisa mengurangi getaran karena berarti kamu tidak akan menyentuh kamera saat melepaskan shutter. Pilihan lainnya, kamu bisa menggunakan timer 2 detik kalau tidak ada remote.

2. White Balance

white-Balance-preset-manual-D90Ini juga bagian penting untuk mendapat foto IR yang baik. Kamu bisa menggunakan mode auto. Nanti saat post-processing bisa diganti lagi untuk disesuaikan dengan hasil yang diinginkan.
Menggunakan preset WB juga tidak apa-apa. Incandescent adalah preset paling “dingin” yang tersedia. Kalau kamu memilih custom, ini lebih baik. Karena IR akan membuat tanaman berwarna putih dibawah sinar matahari, ini yang perlu diukur oleh white balance. Pilih menu WB, pilih ‘PRE’, kemudian
  • Tekan OK
  • Pilih ‘Measure’ lalu tekan OK
  • Pilih ‘Yes’ untuk menimpa data yang sudah ada
  • Bidiklah sebuah bidang berwarna putih (bisa selembar tissue atau kertas)
  • Ambillah satu potret, lalu tunggu kamera memberi pesan ‘Data Acquired’

3. Fokus & Stabil

Mendapatkan fokus yang benar adalah bagian yang sulit dari fotografi IR. Paling baik adalah dengan menggunakan aperture yang sempit, sekitar f/20, untuk memastikan depth of field yang dalam dan mengurangi masalah fokus. Trik sederhana ini akan memastikan fotomu tajam, tapi tidak berarti kamu tidak bisa menggunakan aperture yang lebar untuk mendapatkan efek DoF yang dangkal. Tanpa melakukan konversi kamera dan mengkalibrasi lensa, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mendapatkan fokus yang konsisten pada aperture lebar. Tapi jangan ragu untuk bereksperimen.
Pertama, temukan fokus lalu komposisikan objek. Lalu pindahkan ke manual fokus. Kalau lensa yang digunakan bagian depannya punya ring fokus yang bisa diputar, hati-hati jangan sampai tersentuh.
Pastikan semua sistem penstabil gambar sudah dimatikan. VR/IS/OS tidak dibutuhkan karena kamera sudah dipasang di tripod.

4. ISO

Umumnya, paling baik menggunakan ISO rendah untuk mengurangi munculnya noise. Mengingat panjangnya exposure, direkomendasikan menggunakan maksimal ISO 800 untuk exposure sepanjang 10 detik sampai 1 menit, dan maksimal ISO 400 untuk foto diatas 1 menit. Angka yang lebih tinggi dari itu akan menghasilkan noise dan hot pixel pada saat post-processing.
Juga ingatlah bahwa berpindah dari ISO 100 ke 200, misalnya, berarti mengurangi waktu exposure pada IR. Jadi 8 menit exposure pada ISO 100 bisa dikurangi menjadi 4 menit pada ISO 200.

5. Shutter Speed

Pengaturan terakhir adalah pada shutter speed. Awalnya akan menjadi proses percobaan sampai akhirnya bisa menentukan kecepatan yang dibutuhkan. Seringkali kamu akan membutuhkan mode bulb, jadi pastikan untuk membawa stopwatch.
Filter IR sangat gelap dan memaksa shutter speed bergerak lebih lambat, sama seperti filter ND, jadi kamu bisa menghitung jumlah stop yang dibutuhkan untuk mengimbanginya dengan membuat tabel.
Misalnya, jika exposure pada cahaya biasa adalah 1/30 detik, ISO 100, f/11 dan setelah percobaan ternyata hasil terbaik pada IR kecepatannya harus turun ke 1 detik, maka kamu tahu bahwa filter IR-mu setara dengan pengurangan 5 stop dari cahaya normal.

6. Memotret!

Akhirnya kamu bisa memasang filter IR ke lensa. Berhati-hatilah untuk tidak merubah setting pada kamera atau secara tidak sengaja menggerakkan ring fokus. Kamu sudah siap untuk memotret. Tekan tombolnya dan tunggu hasilnya.
Infrared Bern - Original
contoh foto infrared sebelum diproses. seluruh warnanya cenderung merah. foto diatas diambil dengan pengaturan exposure: 5 detik, ISO 100, f/1.8 dengan auto WB dan auto fokus.
Semua hasil foto IR akan berwarna merah, seperti contoh diatas. Pada artikel berikutnya, kita akan lihat bagaimana cara memproses foto IR sampai ia bisa memunculkan biru, abu-abu, putih seperti pada foto-foto yang kamu lihat.


Ini adalah bagian terakhir dari seri Belajar Fotografi Infrared, setelah pada dua artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang peralatan yang dibutuhkan dan bagaimana mengatur kamera agar bisa merekam gambar dengan memanfaatkan hanya sinar inframerah, sekarang kita sampai pada bagian akhir, dimana kita akan memproses foto infrared yang baru saja keluar dari kamera.
Foto infrared yang belum diproses, warnanya antara merah dan magenta. File RAW ini kemudian bisa diproses lewat Lightroom atau Photoshop untuk disesuaikan dengan selera fotografer. Ada beberapa orang yang suka membuat hasil akhir foto infrarednya menyerupai hasil dari kamera film; hitam&putih dengan sedikit grain dan lembut di bagian pinggir. Tapi, ada juga fotografer infrared digital yang memilih untuk mempertahankan warna di dalam fotonya. Apapun pilihannya, semua tergantung pada selera.
Seberapa banyak warna yang ingin kamu simpan dalam foto infraredmu tentu tergantung pada selera, jenis filter yang digunakan, dan bagaimana kamu memproses fotonya. Semakin lemah filternya, semakin banyak sinar matahari yang masuk dan berarti semakin banyak warna yang muncul.
Sekarang kita akan lihat keuntungan dari Channel Swapping. Intinya, kamera digital kita merekam gambar yang terdiri dari tiga channel warna: Merah, Hijau, dan Biru (Red, Green, Blue – RGB). Tiga warna atau channel ini digunakan untuk mereproduksi warna yang kita lihat di layar dan cetakan. Dengan mengubah angka dari satu atau lebih dari channel warna ini, akan secara drastis mengubah keseluruhan warna pada foto. Tapi, dengan fotografi infrared digital, kita bisa memanfaatkannya.
Ini yang akan kita lakukan: Meskipun kamu sudah menggunakan custom WB, foto infrared-mu mungkin masih menunjukkan sedikit warna jingga/merah biasanya di bagian langit sementara tanaman menunjukkan sedikit warna biru. Ini hasil yang normal dari filter R72. Dengan menggunakan software semacam Photoshop, kita bisa menukar (swap) warna-warna ini lewat Channel Mixer. Menukar channel Merah ke Biru dan Biru ke Merah, kita akan mendapat tampilan foto yang benar-benar berbeda, mirip dengan pemandangan musim salju dibandingkan matahari tenggelam.
Crimson Sky
Begini cara melakukannya: Buka foto yang akan diproses di Photoshop, lalu pilih Image > Adjustment > Channel Mixer. Ini akan membuka kotak dialog Channel Mixer dengan pengaturan awal sebagai berikut:
Preset: Default. Output Channel: Red – Source Channels: Red 100%, Green 0%, Blue 0%.
Sekarang, rubahlah Red Source Channel ke 0%, Green 0% dan Blue ke 100% seperti ini:
image-8
Masih dengan Channel Mixer terbuka, pindahkan Output Channel ke Blue, lalu atur Red Source Channel ke Red 100%, Green 0%, dan Blue 0%
mixer2
Maka hasil fotonya akan berubah menjadi lebih biru dibandingkan merah.
Infrared World
©Steve Spry
Click OK setelah selesai.
Sederhana, dan kamu akan mendapat hasil yang berbeda dari foto infrared “mentah” yang didapat dari kamera. Kamu tentu bebas untuk mengkombinasikan angka-angka pada Channel Mixer sampai mendapatkan hasil akhir yang kamu inginkan.

Fotografi Infrared


Mengenal Fotografi Infrared

 
2090592224_c3730f5062_o
Kamu pasti pernah melihat foto dimana pohon-pohon dan benda-benda lain yang seharusnya berwarna hijau jadi berwarna putih atau pink. Itu adalah sebagian kecil dari apa yang bisa dilakukan oleh infrared (inframerah) pada fotografi. Sekarang sudah banyak fotografer profesional yang memanfaatkan infrared untuk menciptakan efek yang benar-benar berbeda dalam sebuah foto yang sebenarnya sederhana. Fotografi infrared atau IR memang berbeda dari tipe fotografi lainnya dan membutuhkan film atau filter khusus untuk menangkan efek cahaya yang dibutuhkan untuk membuat teknologi ini.
Fotografi IR memberi fotografer kesempatan untuk mengeksplorasi dunia uang baru – dunia yang tidak tampak. Kenapa “tidak tampak”? Karena mata kita tidak bisa melihat cahaya IR karena ada di luar spektrum “terlihat” yang bisa dideteksi oleh mata manusia. Saat kita memotret menggunakan kamera atau film yang dilengkap IR, kita terekspos pada dunia yang kelihatan sangat berbeda dari yang biasa kita lihat. Warna, tekstur, dedaunan dan tanaman, kulit manusia, dan semua benda lain bisa memantulkan sinar IR dengan cara yang unik dan menarik, yang tidak bisa ditiru oleh teknologi semacam Photoshop (benar – Photoshop juga punya keterbatasan). Seperti juga bentuk fotografi lainnya, ini hanya masalah selera.
Sekilas Tentang IR
Fotografi infrared adalah satu jenis fotografi khusus, yang menggunakan film maupun filter, yang punya kepekaan terhadap sinar infrared. Dengan menggunakan sinar semacam ini dalam foto, kita bisa memunculkan efek seperti warna-warna yang sengaja dibuat salah dalam sebuah foto yang sederhana.
Saat kamu mempelajari tentang dasar fotografi infrared, kamu juga harus mencatat bahwa fotografi jenis ini punya kemampuan menembus kabut tipis sehingga hasil foto menjadi lebih jelas. Gelombang fotografi ini juga lebih panjang dibandingkan dengan cahaya yang bisa dilihat mata, sehingga membantu membuat foto lebih jernih meskipun ada polusi atau debu di udara.
Kualitas Sinar IR
Sinar IR yang dipantulkan akan menghasilkan sejumlah efek sureal. Tanaman tampak putih atau nyaris putih. Kulit tampak seputih susu dengan tekstur lembut, meskipun urat-urat yang tampak di permukaan kulit bisa tampak. Mata bisa kelihatan sedikt seperti hantu dengan bagian lensa yang sangat hitam sementara bagian putihnya jadi agak abu-abu. Kain hitam bisa tampak abu-abu atau putih tergantung pada jenis seratnya. Sinar IR bisa menembus kacamata hitam yang, untuk mata manusia, tampak sangat gelap atau seperti cermin. Langit biru juga akan tampak lebih dramatis.
Infrared
Louisville Memorial Gardens East – John Adkins
Pilihan Untuk Fotografi IR
Kamu bisa menggunakan film IR ukuran 35mm seharga sekitar Rp.120 ribu untuk satu rol berisi 36 slide, biasanya MACO IR820C atau Kodak HIE.
Alternatif lainnya adalah memberli filter IR (mirip dengan UV atau polarizing filter) yang dipasang di ujung lensa. Filter IR ini mencegah masuknya sinar yang tampak dan hanya membiarkan sinar IR yang mencapai sensor kamera. Filter ini beragam harganya tergantung pada ukuran dan seberapa banyak spektrum IR yang bisa dibiarkannya lewat. Filter IR yang paling populer adalah Hoya R72.
Pilihan terakhir adalah kamera yang dibuat khusus untuk fotografi IR, yang memiliki sensor yang sangat peka terhadap radiasi inframerah. Kadang-kadang kamera jenis ini juga punya “IR Cut-off Filter” atau “Hot Mirror” untuk menghalangi radiasi yang bisa mempengaruhi foto.
Penggunaannya
Meskipun fotografi digital dan HDR sekarang sudah sangat umum digunakan, tapi fotografi inframerah masih tetap digemari. Untuk beberapa jenis penggunaannya, fotografi IR masih dianggap sebagai pilihan terbaik.
- Salah satu penggunaannya yang paling penting adalah untuk memotret di ruangan yang benar-benar gelap.
- Memotret binatang liar di malam hari.
- Menghasilkan penampilan yang berkapur pada foto yang menggunakan IR di luar atau dalam ruangan dengan cahaya yang minimal.

Membuat efek Instagram dengan Adobe Photoshop

Tutorial: Membuat efek Instagram dengan Adobe Photoshop

Oke,pada post sebelumnya –>Disini, saya mengatakan akan memberikan sedikit tutorial tentang cara membuat efek instagram dengan Adobe photoshop,Tutorial ini utamanya saya khususkan buat orang-orang yang belum punya Iphone dan mobile dengan OS android :D  ,jadi buat yang Hpnya selain dari yang saya sebutkan mari kita sama-sama belajar,semoga sedikit tutorial ini bisa membantu teman-teman pembaca.:D

Persiapan :
1.Adobe photoshop(kalau yang saya gunakan adobe photoshop cs3) kalau belum punya bisa didownload –> disni
2.Download dulu Instagram action yang dibuat oleh Daniel Box –> disini (ntar di skip aja iklan di addfly nya)
Percobaan :

1. Buka Adobe Photoshop.
2. Lalu buka panel action yang ada di panel (Window > Action)  atau Shortkey langsung alt+F9.

3.   Lalu load action file (*.pat) yang sudah kita  download tadi dengan cara klik yang ditandai merah untuk menampilkan menu,kemudian pilih load actions seperti pada gambar .

4. Kemudian cari file instagram-actions yang kita download tadi,kemudian di load.



5. Setelah di load maka instagram-actions akan langsung di add ke action photoshop, untuk memperlihatkan isi folder klik tombol yang saya beri tanda warna merah,maka secara otomatis akan keluar berbagai jenis efek yang ada pada instagram.

6. Masukkan sebuah gambar untuk menguji efek yang diinginkan,seperti pada gambar saya menggunakan efek Nashville(ditekan efek yang ingin digunakan) kemudian klik tombol play yang ada dibawah frame actions(saya tandai warna merah).

7. Disini juga tersedia actions yang dapat digunakan untuk membuat bingkai,caranya tinggal klik saja actions border (ada berbagai macam jenis border yang disediakan,disini saya menggunakan border white) dan tinggal di play.


<*tips: jika teman-teman pembaca ingin mencoba efek yang lain tekan saja undo  dengan shortkey alt+ctrl+z

Disini saya tampilkan beberapa hasil editan saya:
Dengan efek  Toaster


Dengan Efek Nashville


Dengan Efek Early Bird



:) Ya,sekian dulu Tutorial kali ini,mudah-mudahan berguna buat teman-teman yang membacanya.Sampai jumpa ditutorial selanjutnya :)  Selamat Mencoba & Berkreasi!Geist! :)


source :  http://blog.politekniktelkom.ac.id/30110270/2012/06/02/tutorial-membuat-efek-instagram-dengan-adobe-photoshop/

Membuat Pangkat di Microsoft Excel

Membuat Pangkat di Microsoft Excel

Microsoft Excel dan Word tentu bukan aplikasi yang sama, keduanya mempunyai kemampuan dan fitur yang sangat berbeda. Kedua produk hebat buatan Microsoft ini adalah aplikasi paling populer sepanjang sejarah teknologi aplikasi perkantoran, dengan fitur, manfaat dan kemudahan yang ditawarkan, tak heran jutaan perusahaan lebih memilih menggunakan aplikasi ini sebagai tool operasi perusahaan mereka.
Membuat huruf pangkat di Microsoft Excel
Microsoft Excel didaulat sebagai aplikasi perkantoran pengolahan data yang paling mumpuni saat ini, dengan berbagai kemampuan di dalamnya, Microsoft Excel telah berhasil memberikan tidak hanya kemudahan tapi juga akurasi dan efisiensi kepada jutaan pengguna.
Membicarakan Microsoft memang tak ada habisnya, di kepala saya ada banyak ide dan trik yang ingin sekali saya tuangkan dalam bentuk tulisan, tetapi ada banyak pula keterbatasan yang saya miliki layaknya seorang manusia dengan berbagai macam kesibukan tapi hanya punya 2 tangan. Kali ini di sela-sela kesibukan, saya coba sempatkan diri mengulas sebuah trik sederhana tapi kerap kali jadi misteri nan tersembunyi sehingga tidak banyak orang yang tahu; yakni tips membuat pangkat di Microsoft Excel.
Dibandingkan Microsoft Word, pada Excel dibutuhkan langkah yang lebih panjang untuk membuat huruf atau angka pangkat, jika di MS Word Anda hanya cukup mengetikkan angka tepat di belakang satuan Meter atau kuadrat misalnya dan secara otomatis Word akan merubah angka tersebut menjadi tanda pangkat, di MS Excel Anda tidak dapat melakukan hal yang sama.
Yuk kita mulai saja tutorial ini.
  • Buka dokumen Excel kosong kemudian isikan data misalnya data luas tanah atau apapun yang menggunakan satuan luas yang membutuhkan tanda pangkat, atau anggap saja kita akan membuat angka kuadrat. Dalam kasus ini kita ingin membuat kuadrat setelah M pada cell C2, ketikkan huruf M di C2l kemudian klik kanan pada mouse Anda lalu klik Format Cells.
Proses membuat pangkat di MS Excel
  • Kemudian akan muncul kotak dialog format cells di layar Anda, pada menu Effects centang kotak Superscript lalu OK.
Format dari ketikan pangkat di Excel 2007, 2003 dan 2010
  • Dan jadilah tanda pangkat pada cell C2 tepat setelah huruf M.
Contoh kustom huruf dan pangkat di MS Excel
  • Lalu bagaimana bila Anda ingin mengaplikasikan fungsi superscript ke seluruh cell C atau di tabel huruf M tadi hingga beberapa kolom ke bawah, caranya jangan anda tarik dari kotak C2 saja, tetapi copy cell C2 kemudian pastekan ke C3 terlebih dahulu lalu blok C2 dan C3 lalu arahkan kursor ke sudut kanan bawah hingga kursor berubah menjadi simbol (+) dan tarik ke bawah sampai cell yang Anda butuhkan.
Copy dari field satu ke field lain di MC Excel
  • Tampilan akhir hasil dari langkah-langkah di atas adalah sebagai berikut
Hasil dari copy field satu ke field yang lain di Microsoft Excel
Meskipun sederhana, pembuatan tanda pangkat pada aplikasi Excel acapkali membuat beberapa pengguna menjadi frustasi karena aplikasi tidak menyediakan otomatisasi untuk keperluan ini. Demikian tips sederhana kali ini, semoga dapat membantu Anda dalam membuat dan menyusun data untuk berbagai keperluan.

Seni Merubah Warna Mata dengan Photoshop

Seni Merubah Warna Mata dengan Photoshop

Kali ini kita akan mencoba mengubah  warna mata. Dalam trik kali ini, bagian mata yang berupa objek utama akan kita kombinasikan bersama layer. Tentunya dengan terlebih dahulu melakukan seleksi pada bagian mata. Software yang di gunakan tentu saja adalah Adobe Photoshop semua versi.

Merubah efek warna mata menggunakan Photoshop

Sebenarnya trik ini sering dinamakan Rainbow Eyes, yaitu mengubah warna dengan tool Gradient menjadi seperti pelangin, namun Anda juga bisa mencoba dengan warna lainnya dengan warna yang Anda sukai. Ingat! Photoshop adalah seni men-desain secara kretifitas dari diri masing-masing tentunya dengan karakter yang berbeda.  Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
  1. File > Open untuk membuka foto yang akan di edit. Tutorial Photoshop merubah warna mata
  2. Pilih Quick Selection Tool. Disini Anda juga bisa memilih tool seleksi lainnya yang biasa Anda gunakan. Jangan terpaku oleh tutorial ini.Tips Photoshop untuk merubah warna mata
  3. Lakukan seleksi pada area mata. lakukan secara perlahan dan rapi.Efek warna mata pada Photoshop
  4. Kemudian lanjutkan dengan membuat layer baru, klik menu Layer > New > Layer. Atau Anda juga bisa menekan Ctrl+Shift+N di keyboard.
  5. Klik Gradient Tool ,  atur warna Gradient menjadi Transparent Rainbow. Fungsi photoshop untuk merubah warna mata
  6. Klik dari bagian sisi kiri dan geser ke sisi kanan, maka secara otomatis bagian yang di seleksi menjadi berwarna pelangi. Atur agar semua warna masuk ke bagian mata.Tips design menggunaan photoshop
  7. Ubah Blend Mode layer 1 menjadi Overlay. Fungsi blend Mode pada Phhotoshop
  8. Warna mata sudah berubah, tetapi akan ada sebagian warna pelangi yang keluar dari area mata. Klik Eraser Tool dan bersihkan bagian-bagian warna yang keluar dari area mata. Efek yang dihasilkan oleh Photoshop
  9. Selanjutnya klik menu Filter > Blur > Motion Blur.
  10. Maka akan keluar jendela pengaturan Motion Blur, aturlah nilai-nilai seperti berikut: Angle: 2. Distance: 2 pixels. Blur pada Photoshop
  11. Klik OK untuk melanjutkan.  Hasil dari efek warna mata pada Photoshop
Maka kita sudah mendapatkan warna mata yang seperti pelangi, lakukan cara-cara di atas untuk mata yang satunya lagi. Jika Anda ingin ber-eksperiment dengan warna rambut, maka cara ini juga bisa Anda coba. bedanya, pada bagian rambut banyak melakukan seleksi. Namun caranya sama saja seperti di atas. Selamat mencoba!

source :

Membuat Efek Cahaya Dengan Photoshop

Membuat Efek Cahaya Dengan Photoshop

Anda memiliki foto yang kurang gemerlap? Dengan sedikit trik manipulasi cahaya yang tepat, foto anda akan menjadi lebih cemerlang. Kali ini kita akan mencoba menyulap sebuah foto kota  dimalam hari menjadi bersinar seperti di tengah kota-kota besar dengan efek pencahayaan, sehingga membuat yang ingin melihatnya ingin segera membuatnya.

Langkah awal tentunya memilih sebuah foto yang akan menjadi object kita. Pada contoh kali ini saya akan memilih foto kota di malam hari yang berada di dalam ruangan, anda bisa menggunakan foto yang kami sediakan disini sebagai bahan latihan.
Mari kita ikuti langkah-langkahnya sebagai berikut :
  1. Buka foto tersebut dengan cara menekan tombol Ctrl+O pada keyboard anda, atau dengan cara memilih menu File > Open.
  2. Duplikasikan Layer Foto tersebut, tekan tombol Ctrl+J pada keyboard, sehingga tercipta satu layer bernama Layer 1.
  3. Tekan tombol L untuk meng-aktifkan menu Levels. Perhatikan bagian bawah gambar bahwa terdapat 3 buah menu Slider yang terletak pada sisi kiri, tengah, dan sisi kanan. Tarik Slider tengah ke arah sudut kanan dan klik OK. Maka akan terlihat perubahan pada Canvas kerja, dimana gambar akan menjadi semakin gelap.
  4. Duplikasikan kembali Layer 1 dengan menekan tombol Ctrl+J pada Keyboard,  sehingga akan tercipta 1 Layer baru lagi bernama Layer 1 Copy, ubah Blending Modenya dari normal menjadi SCREEN.
  5. Kemudian pilih Menu Filter > Blur > Motion Blur, pada pengaturan Motion Blur tentukan Angle sebesar 45 derajat dan Distance sebesar 500, klik tombol OK.
  6. Lagi, tekan tombol Ctrl+F untuk mengulang efek Blur. Tekan Shortcut SHIFT + CTRL + L untuk meng-aktifkan Auto Levels.
  7. Pilih Layer 1 dan tekan tombol Ctrl + J pada Keyboard, sehingga tercipta lagi 1 layer baru bernama Layer 1 Copy 2, ubah Blending Modenya dari normal menjadi Screen. Pilih menu Filter > Blur > Motion Blur. Kali ini tentukan Anglenya sebesar -45 derajat, Distance sebesar 500, klik tombol OK. Tekan tombol Ctrl+F pada keyboard, di lanjutkan dengan menekan tombol Shift +Ctrl+L untuk meng-aktifkan Auto Levels.
  8. Pilih Layer teratas dan tekan tombol Ctrl+E untuk menggabungkan Layer. Klik Icon mata pada Layer 1 untuk menyembunyikan Layer tersebut. Tekan tombol Ctrl + L untuk meng-aktifkan jendela Levels, tarik kembali slider tengah ke arah kanan, hingga input levels bernilai 0, 0.50, dan 255. Klik tombol OK untuk melanjutkan.
  9. Kini pada kanvas kerja anda telah tercipta photo yang seperti di sorot lampu kamera, tapi jika merasa efek cahaya tersebut kurang, anda dapat menduplikasikan layer tersebut dengan cara menekan tombol Ctrl+J pada keyboard, maka akan tercipta gambar yang lebih terang lagi.

Video Tutorial : Create Lighting Effects With Photoshop
Sampai sekarang, Adobe Photoshop masih merupakan software terbaik untuk seseorang yang suka mengedit gambar, terutama bagi yang ingin fokus berprofesi sebagai seorang designer grafis.


source :
http://blog.fastncheap.com/membuat-efek-cahaya-dengan-photoshop/#ixzz2SbtTR8NP