Tuesday, May 7, 2013

Belajar Fotografi Infrared


Belajar Fotografi Infrared

Peralatan Yang Dibutuhkan

Periksa Apakah Kameramu Bisa Menangkap Sinar IR Sebelum kamu memutuskan untuk membeli filter IR, sebaiknya periksa dulu kamera yang digunakan karena beberapa model kamera tidak bisa menangkap sinar IR. Cara mudah untuk melakukan ini adalah gunakan live view pada kamera, lalu arahkan remote control (TV, DVD player, tape deck, apa saja) ke arah lensa lalu tekanlah sembarang tombol. Jika kamu melihat cahaya merah berkedip, berarti kameramu bisa menangkap sinar IR dengan cukup baik.
Jika cahayanya redup, ini berarti kameramu bisa menangkap sinar IR, tapi dibutuhkan waktu exposure yang sangat lama saat memotret nanti karena kameramu punya filter penangkal IR yang kuat.
Jika tidak tersedia live view pada kameramu, gunakan pengaturan long exposure, lalu mulailah memotret sambil mengarahkan remote ke arah lensa. Hasil foto akan menunjukkan apakah ada atau tidak cahaya merah yang tertangkap. Jika kamu tidak melihat apapun dari remote, berarti kameramu tidak bisa menangkap sinar IR dan tutorial ini tidak bisa dikerjakan.

Membeli Filter

Setelah kamu yakin kameramu bisa menangkap sinar IR, saatnya memilih filter lensa. Ada beberapa pilihan yang tersedia, ada yang dipasang (screw in) semacam merk Hoya, dan filter persegi (square) dari Cokin.
hoyar72
337761144_77208e4586
Filter screw-in lebih baik untuk digunakan membuat foto infrared, tapi cenderung lebih mahal. Sebaiknya belilah merk yang sudah cukup populer untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hoya R72 adalah yang umum digunakan dan harganya bervariasi tergantung ukurannya.
Filter square memiliki kelebihan bisa dipasang dan dilepas dengan mudah. Filter IR jenis ini bisa digunakan dengan baik, tapi ada risiko munculnya bocoran cahaya (light leaks) dari sela-sela filter yang akan merusak kualitas foto. Harganya lebih terjangkau dibandingkan yang tipe screw-in.

Gelombang & Pilihan Infrared Lainnya

720nm (nanometer) adalah gelombang IR standar. Maka, paling bagus untuk memulai dengan gelombang ini (itu sebabnya filter diberi nomer R72). Ada juga gelombang lain seperti model 900nm (RM90), tapi harganya luar biasa. Ini adalah filter untuk mereka yang benar-benar serius dan berdedikasi pada fotografi IR.
Camera IR Conversion
proses konversi kamera biasa menjadi kamera IR
Ada pilihan lain untuk fotografi IR kalau kamu tidak ingin menggunakan filter. Kamu bisa menkonversi kamera digitalmu secara permanen untuk menangkap spektrum IR. Kamu bisa meminta bantuan profesional untuk melakukannya, atau kalau kamu cukup berpengalaman di bidang teknik, banyak tutorial yang akan membantumu melakukannya sendiri.
Kalau kamu berniat melakukannya sendiri, saran saya, gunakan kamera sakumu yang sudah agak tua (tapi tentu periksa dulu apakah ia bisa menangkap sinar IR). Karena sekali kamu mengkonversi kamera digital untuk dijadikan kamera IR, maka ia tidak akan bisa lagi digunakan untuk foto normal. Intinya adalah melepas filter “hot mirror” dari depan sensor kamera yang menghalangi masuknya sinar IR. Kemudian diganti dengan sebuah filter IR atau kaca optik dengan ukuran dan ketebalan yang sama (jika kamu memilih kaca, maka filter IR eksternal juga dibutuhkan). Jadi, lakukan dulu sedikit riset sebelum memutuskan untuk melakukan pilihan ini.

Peralatan Tambahan

Setelah kameramu siap (apakah itu dengan filter lensa atau metode konversi), saatnya memotret. Tapi, karena fotografi IR cenderung membutuhkan exposure yang lama, maka tripod dan remote release sebaiknya digunakan juga untuk mencegah munculnya goyangan. Tapi penggunaan remote bisa digantikan dengan timer.



Setelah kamu punya peralatan yang dibutuhkan untuk membuat foto infrared seperti yang dijelaskan pada artikel yang lalu, sekarang saatnya kita melakukan set-up pada kamera untuk memastikan hasil foto yang didapat bisa bagus.
8471601879_c4211c47e9

Apa dan Kapan Saat Yang Tepat Untuk Memotret Dengan IR?

Salah satu genre IR yang paling terkenal adalah fotografi landscape. Karena efek IR, tanaman bisa jadi tampak putih setelah diproses, membuat foto tampak menyeramkan dan seolah menghantui. Contoh objek yang bisa digunakan untuk eksperimen termasuk pohon, bunga, dan rumput. Fotografi IR juga sekarang sudah umum digunakan pada portrait dan wedding. Jadi semuanya terserah pada kamu sebagai fotografer untuk bereksperimen, jangan dibatasi oleh contoh-contoh yang sudah ada.
Kondisi yang ideal untuk fotografi IR adalah di hari yang terang dan cerah karena bisa menghasilkan langit yang biru gelap dan tanaman menjadi putih terang setelah diproses. Tapi ini bukan berarti kamu tidak bisa mendapat hasil yang bagus saat cuaca mendung. Dengan waktu exposure yang lama saat filter IR sudah terpasang, hasilnya bisa mirip dengan filter ND (Neutral Density), memberi kesan gerakan yang kuat pada foto.

1. Mengatur Kamera

Ini adalah langkah penting untuk menghasilkan foto IR yang bagus. Jangan memasang filter IR sampai kamu sudah selesai melakukan semua langkah yang dibutuhkan, termasuk fokus, exposure, dan white balance. Kenapa? Karena filter IR sangat gelap dan kamu tidak akan bisa melihat apa-apa lewat viewfinder jika filter sudah dipasang. Cara lain seperti “tebak-tebakan” juga bisa kamu lakukan, tapi ini akan membutuhkan banyak penyesuaian setiap satu kali jepretan. Jadi kita lakukan pengaturan lebih dulu saja sebelum memasang filter.
Pertama, letakkan kamera di sebuah tripod yang mantap. Kamu juga bisa menggantungkan tas kamera di tripod untuk menambah berat dan meminimalisasi gerakan. Lalu :
Gunakan mode RAW: ini akan memudahkanmu mengganti white balance pada proses post-produksi tanpa masalah. Gunakan RAW tanpa kompresi agar kamu mendapat sebanyak mungkin detil. Ini akan memberimu fleksibilitas yang lebih banyak saat processing nanti. Jangan gunakan JPEG karena akan memunculkan noise dan pergeseran warna saat diproses.
Matikan noise reduction: karena fotografi IR melibatkan exposure yang lama, mematikan noise reduction berarti tidak ada proses pengurangan noise di dalam kamera yang berarti juga tidak ada jeda saat shutter menutup.
Gunakan mirror lockup: gunanya memastikan getaran dari cermin diminimalisasi saat shutter bergerak.
Remote/timer: penggunaan remote tidak esensial, tapi bisa mengurangi getaran karena berarti kamu tidak akan menyentuh kamera saat melepaskan shutter. Pilihan lainnya, kamu bisa menggunakan timer 2 detik kalau tidak ada remote.

2. White Balance

white-Balance-preset-manual-D90Ini juga bagian penting untuk mendapat foto IR yang baik. Kamu bisa menggunakan mode auto. Nanti saat post-processing bisa diganti lagi untuk disesuaikan dengan hasil yang diinginkan.
Menggunakan preset WB juga tidak apa-apa. Incandescent adalah preset paling “dingin” yang tersedia. Kalau kamu memilih custom, ini lebih baik. Karena IR akan membuat tanaman berwarna putih dibawah sinar matahari, ini yang perlu diukur oleh white balance. Pilih menu WB, pilih ‘PRE’, kemudian
  • Tekan OK
  • Pilih ‘Measure’ lalu tekan OK
  • Pilih ‘Yes’ untuk menimpa data yang sudah ada
  • Bidiklah sebuah bidang berwarna putih (bisa selembar tissue atau kertas)
  • Ambillah satu potret, lalu tunggu kamera memberi pesan ‘Data Acquired’

3. Fokus & Stabil

Mendapatkan fokus yang benar adalah bagian yang sulit dari fotografi IR. Paling baik adalah dengan menggunakan aperture yang sempit, sekitar f/20, untuk memastikan depth of field yang dalam dan mengurangi masalah fokus. Trik sederhana ini akan memastikan fotomu tajam, tapi tidak berarti kamu tidak bisa menggunakan aperture yang lebar untuk mendapatkan efek DoF yang dangkal. Tanpa melakukan konversi kamera dan mengkalibrasi lensa, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mendapatkan fokus yang konsisten pada aperture lebar. Tapi jangan ragu untuk bereksperimen.
Pertama, temukan fokus lalu komposisikan objek. Lalu pindahkan ke manual fokus. Kalau lensa yang digunakan bagian depannya punya ring fokus yang bisa diputar, hati-hati jangan sampai tersentuh.
Pastikan semua sistem penstabil gambar sudah dimatikan. VR/IS/OS tidak dibutuhkan karena kamera sudah dipasang di tripod.

4. ISO

Umumnya, paling baik menggunakan ISO rendah untuk mengurangi munculnya noise. Mengingat panjangnya exposure, direkomendasikan menggunakan maksimal ISO 800 untuk exposure sepanjang 10 detik sampai 1 menit, dan maksimal ISO 400 untuk foto diatas 1 menit. Angka yang lebih tinggi dari itu akan menghasilkan noise dan hot pixel pada saat post-processing.
Juga ingatlah bahwa berpindah dari ISO 100 ke 200, misalnya, berarti mengurangi waktu exposure pada IR. Jadi 8 menit exposure pada ISO 100 bisa dikurangi menjadi 4 menit pada ISO 200.

5. Shutter Speed

Pengaturan terakhir adalah pada shutter speed. Awalnya akan menjadi proses percobaan sampai akhirnya bisa menentukan kecepatan yang dibutuhkan. Seringkali kamu akan membutuhkan mode bulb, jadi pastikan untuk membawa stopwatch.
Filter IR sangat gelap dan memaksa shutter speed bergerak lebih lambat, sama seperti filter ND, jadi kamu bisa menghitung jumlah stop yang dibutuhkan untuk mengimbanginya dengan membuat tabel.
Misalnya, jika exposure pada cahaya biasa adalah 1/30 detik, ISO 100, f/11 dan setelah percobaan ternyata hasil terbaik pada IR kecepatannya harus turun ke 1 detik, maka kamu tahu bahwa filter IR-mu setara dengan pengurangan 5 stop dari cahaya normal.

6. Memotret!

Akhirnya kamu bisa memasang filter IR ke lensa. Berhati-hatilah untuk tidak merubah setting pada kamera atau secara tidak sengaja menggerakkan ring fokus. Kamu sudah siap untuk memotret. Tekan tombolnya dan tunggu hasilnya.
Infrared Bern - Original
contoh foto infrared sebelum diproses. seluruh warnanya cenderung merah. foto diatas diambil dengan pengaturan exposure: 5 detik, ISO 100, f/1.8 dengan auto WB dan auto fokus.
Semua hasil foto IR akan berwarna merah, seperti contoh diatas. Pada artikel berikutnya, kita akan lihat bagaimana cara memproses foto IR sampai ia bisa memunculkan biru, abu-abu, putih seperti pada foto-foto yang kamu lihat.


Ini adalah bagian terakhir dari seri Belajar Fotografi Infrared, setelah pada dua artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang peralatan yang dibutuhkan dan bagaimana mengatur kamera agar bisa merekam gambar dengan memanfaatkan hanya sinar inframerah, sekarang kita sampai pada bagian akhir, dimana kita akan memproses foto infrared yang baru saja keluar dari kamera.
Foto infrared yang belum diproses, warnanya antara merah dan magenta. File RAW ini kemudian bisa diproses lewat Lightroom atau Photoshop untuk disesuaikan dengan selera fotografer. Ada beberapa orang yang suka membuat hasil akhir foto infrarednya menyerupai hasil dari kamera film; hitam&putih dengan sedikit grain dan lembut di bagian pinggir. Tapi, ada juga fotografer infrared digital yang memilih untuk mempertahankan warna di dalam fotonya. Apapun pilihannya, semua tergantung pada selera.
Seberapa banyak warna yang ingin kamu simpan dalam foto infraredmu tentu tergantung pada selera, jenis filter yang digunakan, dan bagaimana kamu memproses fotonya. Semakin lemah filternya, semakin banyak sinar matahari yang masuk dan berarti semakin banyak warna yang muncul.
Sekarang kita akan lihat keuntungan dari Channel Swapping. Intinya, kamera digital kita merekam gambar yang terdiri dari tiga channel warna: Merah, Hijau, dan Biru (Red, Green, Blue – RGB). Tiga warna atau channel ini digunakan untuk mereproduksi warna yang kita lihat di layar dan cetakan. Dengan mengubah angka dari satu atau lebih dari channel warna ini, akan secara drastis mengubah keseluruhan warna pada foto. Tapi, dengan fotografi infrared digital, kita bisa memanfaatkannya.
Ini yang akan kita lakukan: Meskipun kamu sudah menggunakan custom WB, foto infrared-mu mungkin masih menunjukkan sedikit warna jingga/merah biasanya di bagian langit sementara tanaman menunjukkan sedikit warna biru. Ini hasil yang normal dari filter R72. Dengan menggunakan software semacam Photoshop, kita bisa menukar (swap) warna-warna ini lewat Channel Mixer. Menukar channel Merah ke Biru dan Biru ke Merah, kita akan mendapat tampilan foto yang benar-benar berbeda, mirip dengan pemandangan musim salju dibandingkan matahari tenggelam.
Crimson Sky
Begini cara melakukannya: Buka foto yang akan diproses di Photoshop, lalu pilih Image > Adjustment > Channel Mixer. Ini akan membuka kotak dialog Channel Mixer dengan pengaturan awal sebagai berikut:
Preset: Default. Output Channel: Red – Source Channels: Red 100%, Green 0%, Blue 0%.
Sekarang, rubahlah Red Source Channel ke 0%, Green 0% dan Blue ke 100% seperti ini:
image-8
Masih dengan Channel Mixer terbuka, pindahkan Output Channel ke Blue, lalu atur Red Source Channel ke Red 100%, Green 0%, dan Blue 0%
mixer2
Maka hasil fotonya akan berubah menjadi lebih biru dibandingkan merah.
Infrared World
©Steve Spry
Click OK setelah selesai.
Sederhana, dan kamu akan mendapat hasil yang berbeda dari foto infrared “mentah” yang didapat dari kamera. Kamu tentu bebas untuk mengkombinasikan angka-angka pada Channel Mixer sampai mendapatkan hasil akhir yang kamu inginkan.

0 comments:

Post a Comment