Masih bingung dengan istilah-istilah fotografi sepertistilah-istilah fotografii exposure,
focal length, dan lain-lainnya tapi malu bertanya? Tenang. Fotonela
sudah mengumpulkannya untuk kamu dalam artikel ini dan kamu bisa
menggunakan halaman ini juga untuk referensi ke artikel-artikel lain
yang membahas tiap istilah dengan lebih mendetil.
A
Aperture
: Bukaan lensa yang ukurannya dikontrol oleh diafragma. Istilah ini
juga biasanya disebut f/stops, misalnya f/4, f/5.6 dan seterusnya yang
diukur dengan membagi focal length lensa dengan diameter aperture. Jadi,
f/11 pada lensa dengan focal length 110mm berarti bukaan lensanya 10mm.
Semakin besar bukaannya, semakin rendah angka f-nya, dan semakin banyak
cahaya yang masuk melalui lensa. Setiap langkah dalam aperture berarti
membagi dua jumlah cahaya. Jadi, f/8 akan memasukkan cahaya setengah
dari f/5.6 dan dua kali lebih banyak daripada f/11.
Aperture Priority:
Ini adalah mode pada kamera dSLR dimana fotografer bisa memilih angka
aperture dan kamera menentukan pengaturan lainnya yang sesuai. Pada
kamera Nikon dilambangkan dengan huruf A dan pada Canon dengan AV.
Autofokus:
Cara menemukan titik fokus secara otomatis. Ditentukan oleh lensa
kamera yang akan mendeteksi letak objek yang akan dibidik. Pada kamera
dSLR dilambangkan dengan AF.
Auto mode
: Dilambangkan dengan warna hijau pada kamera. Mode pemotretan dimana
kamera yang menentukan semua pengaturan. Fotografer tinggal membidik dan
menekan tombol shutter. Mode ini biasanya digunakan pada kamera digital
saku.
B
Bulb
: Pengaturan shutter yang berarti shutter akan terus terbuka selama
tombol shutter belum ditekan. Biasanya digunakan untuk foto malam hari
dengan cahaya rendah.
Background:
Bagian pada sebuah foto yang terletak di bagian belakang objek utama.
Background bisa dibuat tajam atau tidak melalui teknik pemilihan fokus
dan manipulasi depth of field.
Backlight:
Pencahayaan yang datang dari bagian belakang objek berdasarkan posisi
kamera. Biasanya objek yang diberi cahaya backlight akan tampak gelap
kecuali sebagian dari objek diberi cahaya lewat lampu atau fill-flash.
Backlight yang sempurna akan menghasilkan siluet.
Blur : Bagian
yang tidak tajam pada sebuah foto akibat gerakan kamera atau objek saat
exposure. Blur bisa dimanfaatkan untuk banyak efek kreatif. Pada olah
digital, penggunaan efek Blur dipilih untuk melembutkan beberapa bagian
pada foto.
Brightness :
Terang atau gelapnya objek. Jumlah brightness pada objek tergantung pada
seberapa banyak cahaya meneranginya dan diukur dengan istilah EV pada
kamera, yaitu kombinasi dari aperture dan shutter speed.
Bokeh
: Teknik mengaburkan bagian background pada foto secara artistik,
biasanya pada titik-titik cahaya yang akan membentuk lingkaran-lingkaran
lembut.
C
Cable release :
Sebuah kabel yang tersambung ke tombol shutter pada kamera yang ujung
lainnya adalah tombol pengganti. Digunakan untuk mencegah terjadinya
goyangan pada kamera saat tombol shutter ditekan. Cocok digunakan untuk
long exposure.
Close-up :
Foto yang dibuat dengan jarak lebih dekat dari pandangan normal. Foto
close-up biasanya akan menampilkan detil dari objek-objek yang kecil.
Crop : Pemilihan
sebagian dari sebuah foto penuh melalui program editor foto pada
komputer. Ini akan memotong foto aslinya ke bagian yang dipilih oleh
fotografer.
D
Depth of field
: Disingkat DOF. Yaitu bagian dalam sebuah foto yang terfokus dan
tertangkap tajam. DOF dipengaruhi oleh ukuran lensa yang digunakan,
angka aperture, dan jarak dari kamera ke objek. Bisa dangkal atau dalam
dan sepenuhnya diatur oleh fotografer. DOF yang dangkal berarti area
fokusnya sempit, sementara DOF dalam area fokusnya luas.
Digital SLR :
Kamera digital yang lensanya bisa diganti-ganti dan menyediakan
pengaturan manual untuk kebebasan fotografer menentukan hasil akhir foto
yang diambilnya.
E
Exposure : Jumlah cahaya yang masuk melalui lensa dan sampai ke sensor. Exposure ditentukan oleh
aperture, yaitu diameter bukaan lensa,
shutter speed – yang adalah lamanya cahaya terekam oleh sensor, dan
ISO
– kepekaan sensor atau film terhadap cahaya. Jadi, exposure adalah
kombinasi dari jumlah dan lamanya cahaya yang sampai ke sensor.
F
F-Number
: Atau angka f. Serangkaian angka yang menggambarkan besar-kecilnya
bukaan diafragma atau aperture. Semakin besar angkanya, semakin kecil
aperturenya. Sebaliknya, bila angkanya besar maka bukaan aperturenya
semakin kecil.
Filter :
Akesori kamera yang dipasang pada lensa. Bentuknya bisa linngkaran atau
persegi. Dilengkapi kaca khusus yang bisa menghasilkan efek saat
memotret. Filter juga bisa berarti efek yang dihasilkan pada saat olah
digital melalui serangkaian pengaturan.
Flare :
Cahaya yang tertangkap oleh lensa yang bisa menghasilkan bagian terang
silau atau bocoran cahaya berwarna pada foto. Biasanya dihindari oleh
fotografer tapi sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk foto yang lebih
kreatif.
Flash : Lampu yang digunakan untuk memotret. Biasanya muncul dari kamera (
built-in flash) atau ada juga yang terpisah (extended flash) yang bisa dipasang pada bagian hot shoe pada kamera.
Focal length :
Jarak dari lensa ke sensor atau film yang mengarahkan cahaya. Ukuran
panjang (length) ini digambarkan dalam milimeter (mm). Lensa yang focal
length-nya pendek, seperti 28mm, memberikan pandangan yang cenderung
lebih lebar – biasanya digunakan pada foto landscape. Sementara yang
focal length-nya panjang, misalnya 200mm, digunakan pada foto-foto macro
atau close-up untuk mempersempit pandangan dan mendekatkan objek ke
lensa.
Fokus : Membuat cahaya membentuk titik atau bagian tajam pada foto melalui sensor atau film pada kamera.
Focus Lock :
Atau FL, tersedia pada kamera dengan sistem autofokus. Gunanya mengunci
jarak fokus yang sudah didapat agar tidak berubah meskipun kamera
bergoyang.
Frame : Bagian
luar pada sebuah foto atau ukuran lebar dan tingginya foto. Bisa juga
berarti area dimana benda-benda akan masuk dalam foto dan bisa
dikomposisi.
G
Grain :
Penampakan titik-titik halus pada foto, biasanya akibat pemotretan
menggunakan ISO yang terlalu tinggi pada saat cahaya redup.
H
Highlight
: Bagian paling terang pada sebuah foto yang – jika muncul terlalu
banyak – akan mengakibatkan foto yang overexposed. Jika dilihat akan
tampak banyak bagian terang dan putih.
High key : Teknik pencampuran kontras pada foto dimana bagian highlight lebih banyak daripada bagian gelap tapi tidak overexposed.
Hot shoe :
Bagian pada kamera tempat dipasangnya extended flash. Ada di bagian atas
kamera dan punya titik-titik kontak elektronik yang akan memberi sinyal
pada flash untuk menembak saat tombol shutter ditekan.
I
Infinity : Pada
pengukuran lensa kamera, infinity adalah jarak maksimal yang jauh lebih
besar daripada angka yang tertulis pada selongsong kamera. Dilambangkan
dengan angka 8 horizontal dan biasanya digunakan untuk mendapatkan DOF
yang sangat dalam atau memotret sesuatu yang sangat jauh seperti bulan.
Infrared
: Jenis cahaya yang tidak tertangkap oleh mata tapi bisa di-”lihat”
oleh kamera. Bila dimanfaatkan melalui filter lensa infrared atau kamera
khusus infrared, bisa menghasilkan foto yang sangat indah.
ISO
: Tingkat kepekaan film atau sensor terhadap cahaya. Semakin tinggi
angka ISO-nya, semakin terang foto yang dihasilkan. Bila ISO tinggi
digunakan di cahaya redup biasanya bisa menimbulkan grain/noise pada
foto.
L
Landscape
: Ukuran foto dimana bentuknya cenderung horizontal; lebih lebar
daripada tinggi. Bisa juga berarti genre fotografi yang menangkap
pemandangan alam sebagai objek.
Lensa
: Kombinasi kaca dan ruang udara yang diatur di dalam sebuah
selongsong. Di dalamnya terdapat diafragma yang bisa membuka dan menutup
untuk memungkinkan sejumlah cahaya masuk. Ini dikontrol secara manual
oleh sebuah ring di baguan luar selongsong lensa, atau secara elektronis
melalui pin di bagian sambungan lensa dengan kamera. Lensa punya dua
fungsi utama: satu – memusatkan cahaya ke film atau sensor, kedua –
mengontrol jumlah cahaya yang sampai ke sensor dengan penggunaan
aperture. Lensa autofokus bisa dilengkapi motor untuk memungkinkannya
bergerak maju-mundur untuk mengubah fokus.
M
Makro
: Istilah lain dari fotografi close-up, tapi lebih spesifik lagi
berarti memotret sebuah objek sampai ke ukuran aslinya atau lebih besar
lagi. Bisa digambarkan sebagai sebuah rasio; misalnya rasio 1:2 berarti
objek dalam foto setengah dari ukuran aslinya.
Manual :
Sebuah mode exposure dimana pengaturan exposure-nya dibuat oleh
fotografer dengan memilih angka aperture dan shutter speed secara
manual. Bisa juga berarti buku panduan yang datang beserta paket kamera
kamu.
Maximum aperture
: Bukaan atau f-stop terbesar yang bisa dibuat oleh sebuah lensa.
Sebuah lensa f/1.4 adalah lensa cepat karena memiliki maximum aperture
yang cenderung lebar; sementara lensa f/4.5 adalah lensa lambat karena
memiliki maximum aperture yang lebih sempit. Lensa cepat sangat membantu
bila digunakan memotret dalam cahaya redup.
Minimum aperture
: Bukaan atau f-stop terkecil yang bisa dibuat oleh sebuah lensa.
Biasanya, lensa wide angle punya minimum aperture f/22; lensa normal
f/16; dan lensa telephoto f/32.
Mode
: Cara melakukan beberapa pemotretan. Beberapa mode pada kamera sudah
diprogram lebih dulu dan bisa dipilih sesuai dengan kondisi pemotretan
atau objek. Ini termasuk mode aperture priority (A atau AV), shutter
priority (S atau TV), dan seterusnya.
O
Overexposure :
Saat melakukan exposure, jika ada terlalu banyak cahaya masuk mengenai
sensor, maka overexposure terjadi. Overexposure kecil bisa mengakibatkan
hilangnya detil dan texture dalam highlight sebuah foto; sementara
overexposure yang parah bisa mengakibatkan kerusakan serius pada
kualitas foto dan hilangnya informasi foto.
P
Panning
: Sebuah teknik pemotretan dimana kamera mengikuti gerakan objek saat
exposure berlangsung, biasanya dilakukan dengan shutter speed pelan.
Polarizing filter :
Sebuah filter yang meneruskan gelombang cahaya ke satu arah, digunakan
untuk memperdalam warna biru pada langit, mengurangi kontras pada tempat
yang sangat terang, dan untuk menembus permukaan yang memantulkan
cahaya seperti air atau kaca.
Portrait
: Ukuran foto dimana ukurannya cenderung vertikal; lebih tinggi
daripada lebar. Bisa juga berarti genre fotografi yang berfokus pada
manusia sebagai objek.
Post-processing :
Proses yang dilakukan setelah foto diambil. Biasanya menggunakan
program editor foto pada komputer. Biasa juga disebut editing.
S
Saturasi :
Berhubungan dengan warna pada sebuah foto, yaitu cerah atau tidaknya
warna-warna tersebut. Saturasi bisa dimanipulasi melalui
post-processing.
Shadow : Bagian tergelap pada sebuah foto. Kebalikan dari highlight. Biasanya menampilkan detil dan tekstur.
Sharpness : Bagian dari foto yang terfokus atau tajam.
Shutter : Serangkaian ‘tirai’ di dalam lensa yang bisa membiarkan cahaya masuk untuk sampai ke sensor dalam rentang waktu tertentu.
Shutter release :
Tombol yang digunakan untuk menentukan saat menutupnya shutter. Banyak
tombol ini yang bekerja dala dua langkah; jika ditekan setengah jalan
akan mencari fokus pada mode autofokus, dan jika ditekan sepenuhnya akan
menutup tirai shutter.
Single-Lens-Reflex
: disingkat SLR. Jenis kamera yang memiliki cermin yang bisa digerakkan
dibelakang lensa dan kaca untuk melihat objek. Sensor terletak di
belakang susunan cermin ini yang akan bergerak jika exposure terjadi.
SLR dan DSLR adalah dua sistem yang berbeda, dimana DSLR adalah digital,
sementara SLR adalah analog.
Slow
: Istilah yang digunakan untuk jangka waktu exposure yang lama.
Biasanya bila menggunakan aperture dengan bukaan kecil atau bila shutter
speed lebih lambat dari 1/30 detik.
Stop :
Pengukuran cahaya yang digunakan untuk menggambarkan aperture atau
shutter speed, meskipun lebih umum digunakan bersama aperture. Perbedaan
satu stop menandakan setengah atau dua kali lipat jumlah cahaya. Stop
down berartu mempersempit aperture; stop up berarti melebarkan.
T
Telephoto : Nama
yang digunakan untuk lensa yang focal length-nya lebih panjang dari
50mm dan sudut pandanganya kurang dari 45 derajat. Telephoto biasa
panjangnya sekitar 80mm, medium sekitar 135mm, dan telephoto ekstrem
bisa sampai 300mm atau lebih (dikenal juga dengan istilah termos putih).
Biasanya untuk memotret benda-benda jauh agar tampak dekat, seperti
cara kerja teropong.
Tripod
: Sebuah alat berkaki tiga dengan landasan tempat memasang kamera,
digunakan untuk menstabilkan kamera selama exposure terjadi. Sangat
berguna untuk exposure yang lebih lama dari 1/30 detik, atau jika
beberapa foto harus diambil dengan keseragaman yang tinggi.
Tone : Istilah lain untuk warna, tapi bisa juga berarti mood yang dihasilkan oleh kombinasi warna pada sebuah foto.
U
Underexposed :
Kegagalan mengekspos sensor dengan benar karena tidak ada cukup cahaya
yang sampai ke sensor untuk memunculkan warna dan brightness. Foto yang
underexposed akan tampak gelap dan kekurangan warna.
UV Filter :
Sebuah filter lensa yang bening tanpa warna yang mencegah sinar
ultraviolet terekam oleh film atau sensor. Baik untuk memotret landscape
jarak jauh atau melindungi lensa.
V
Viewfinder :
Kotak tempat melihat objek saat dibidik. Disebut juga jendela bidik.
Biasanya di layarnya tertera panduan exposure, fokus, dan kesiapan
flash. Ini adalah ruang kontrol tempat menentukan berhasil atau tidaknya
gambar diambil.
W
Warm tone :
Penampilan atau mood warna sebuah foto yang cenderung kuning atau
jingga. Pada foto hitam putih akan menjadi sepia atau kecoklatan.
Wide angle :
Jenis lensa yang memberikan pandangan luas, biasanya pada rentang focal
length 35 sampai 24mm. Ultra wide angle panjangnya 20 – 8mm. Lensa wide
angle memungkinkan fokus yang merata pada seluruh bagian foto. Biasanya
digunakan untuk memotret landscape.
Z
Zoom : Kemampuan lensa untuk merubah focal length, kebalikan dari
lensa dengan length yang tetap (fixed). Lensa zoom tersedia dalam beberapa rentang yang berbeda, seperti 35 sampai 105mm.